Wisata ke Pantai Bajul Mati
Oleh :
Fitria Ndari Saputri
Saat
aku berumur 10 tahun, aku ingat orangtuaku berencana untuk liburan ke
pantai, mengingat aku dan adik sedang liburan sekolah, sekaligus sebagai
hadiah karena aku mendapat peringkat yang lumayan tinggi di kelas.
Jam
masih menunjukkan pukul 04.56 pagi, tapi aku dan keluarga sudah bersiap pergi
ke pantai Bajul Mati. Kami berangkat sepagi ini karena jarak dari rumah ke
pantai sekitar 3 jam perjalanan. Untuk mengganjal perut kami, ibu telah
menyiapkan roti isi telur favoritku.
Perjalanan kami tempuh menggunakan mobil. Dalam mobil ada
aku, adik perempuanku, ayah dan ibu. Aku dan adik dilarang membawa handphone
oleh ayah dan ibu agar lebih menikmati perjalanan dan liburan itu sendiri.
Untuk menghabiskan waktu aku bermain “tebak nama berdasarkan huruf” bersama
adikku yang hanya terpaut 2 tahun dariku.
Langkah pertama dalam permainan ini kami menentukan
temanya dahulu, kali itu tema yang kami pilih adalah hewan. Selanjutnya Kami
meminta bantuan ibu untuk menyebutkan huruf depan nama hewan yang akan kami
tebak. Jika ibu bilang huruf “M” maka aku
dan adikku adu cepat dan adu banyak dalam menyebutkan nama hewan yang memiliki
awalan “M”, seperti monyet, merak, merpati dll.
Setelah tema hewan kami mulai berganti tema menjadi nama
buah, nama karakter komik, nama negara, dll. Tak jarang ayah tiba-tiba ikut
menjawab walaupun dia bukan peserta resmi permainan. Tidak ku sangka jika
permainan sesederhana ini ternyata begitu menyenangkan dan menghibur.
Tak terasa dua jam sudah berlalu. Kami mulai memasuki daerah
perbukitan. Aku dan adik mulai memperhatikan pemandangan dengan seksama. Kami
terpesona karena melihat hamparan sawah di bawah yang begitu indah. Sayangnya
aku hanya bisa menikmati pemandangan tersebut sebentar saja, karena setelah itu
aku pusing dan mual akibat jalan yang berkelok-kelok, naik dan turun. Ibu
memberikanku minyak kayu putih. Aromanya benar-benar bisa mengurangi mual yang
aku alami.
Akhirnya kami sekeluarga tiba di Pantai Bajul Mati. Pantai
ini terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kami segera menuju ke gazebo
kecil yang ada di beberapa lokasi pantai. Sambil menikmati angin laut, kami
makan bersama dulu. Menu kami kala itu adalah ayam goreng dan sosis. Memang
masakan ibuku rasanya enak sekali.
Aku tidak bisa berhenti takjub
melihat indahnya pantai ini. Pantai Bajul Mati memang belum terlalu terkenal,
sehingga belum banyak pengunjung yang datang. Namun pantainya masih sangat
bersih yang membuat kami sekeluarga nyaman.
Aku
dan adikku tak sabar untuk bermain, jadi kami langsung berlari ke arah tepi
pantai. Kami tidak mengindahkan perkataan ibu yang menyuruh kami memakai
sunblock terlebih dahulu. Rasanya segar ketika air laut mengenai kaki kami.
Di
tepi pantai aku menemukan ranting kayu yang panjang. Akhirnya aku ambil dan
menyeretnya sepanjang perjalan. Setelah berjalan beberapa saat kami sampai di
muara, yaitu tempat pertemuan air sungai dan air laut. Kami berhenti dan
melihat ke belakang, terlihat garis panjang di pasir hasil ranting kayu yang
aku seret daritadi. Entah kenapa aku dan adikku merasa garis tersebut sangat
keren. Selanjutnya kami memutuskan untuk berenang dulu di muara. Karena arusnya
tenang tidak seperti di laut.
Kami
berenang sekitar 15 menitan, sebelum orangtua kami memanggil, menyuruh kami ke
tepi laut. Kami sekeluargapun bermain air. Ayah mengajak kami duduk bersila
membelakangi laut. Saat ombak datang kami terseret ke pantai. Rasanya sangat
seru, karena kita tidak melihat kapan ombak datang. Sementara ibu hanya bermain
air di tepi pantai dan memotret kami melalui kameranya.
Setelah puas bermain air, ayah mengajak kami menulis di
pasir. Tulisan yang kami buat saat itu adalah “Happy Family”.
Ketika melihat hasil potretan ibu di kameranya, ternyata bagus juga.
Tak terasa sudah jam 12 siang, matahari sudah sangat terik.
Ayah dan ibu mengajak kami untuk membersihkan diri. Setelah bersih, kami sholat
dhuhur berjamaah di mushola dekat tempat kami mandi. Acara dilanjutkan dengan
menikmati bakso hangat di warung di pinggir pantai, rasanya enak sekali makan
sambil melihat keindahan pantai.
Saat perjalanan pulang aku dan adik tertidur pulas. Saat
kami bangun, tahu-tahu kami sudah berada di rumah. Sungguh menyenangkan liburan
kali ini. Aku tidak sabar ke pantai lagi bersama ayah, ibu dan adik. Aku pun
kembali tertidur sampai pagi karena masih kecapekan.
Comments
Post a Comment